Jumat, 03 Juni 2011

MANUSIA DAN CINTA KASIH

MANUSIA DAN CINTA KASIH

A.           Pengertian cinta kasih
Cinta kasih adalah perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Selain itu, cinta adalah pengikat manusia dengan Tuhannya.
Dr.sarlito W.Sarwono mengatakan bahwa cinta memiliki tiga unsure keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Cinta itu mengandung kesetiaan yang amat kuat,kecemburuannya besar,tetapi dirasakan oleh pasangannya sebagai dingin atau hambar, karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman.
Di dalam kitab suci Al-qur’an, ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan:tinggi,menegah, dan rendah. Cinta tingkat tertinggi adalah cinta terhadap Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat,harta dan tempat tinggal. Ia timbul dari perasaan seseorang yang dicintainya, aqidah, keluarga, kekerabatan atau persahabatan. Karenanya, hubungan cinta, kasih sayang dan kesetiaan diantara mereka semakin akrab. Cinta yang terendah adalah cinta yang paling keji, hina, dan merusak kemanusiaan.

B.       Cinta menurut ajaran agama

Cinta diri
            Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. Selain itu, permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan kehidupan lainnya.

Cinta kepada sesama manusia
            Al-quran menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka pada diri sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebihan dalam mencintai diri sendiri.

Cinta seksual
            Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksualah terbentuk keluarga. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara sah, yaitu dengan  perkawinan.

Cinta kebapakan
            Dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisioligis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan factor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia setelah meniggal dunia.

Cinta kepada Allah
            Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang makan mencintai mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya.

Cinta kepada Rasul
            Cinta kepada Rasul, yang diutus oleh Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah . Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat dalam luhurnya.
C.Kasih sayang
Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. ‘Pemuda percintaan muda-mudi. Bila diakhiri dengan perkawinan, maka di dalam berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Belas Kasihan
Kasihan atau rahmah berarti besimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain. Dalam surah Al-qolam ayat 4, maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT.
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar